Home

Rabu, 21 September 2011

REVIEW METODE STERILISASI STILL RETORT


REVIEW METODE STERILISASI STILL RETORT

PERLENGKAPAN
Dinding retort
Dimensi-dimensi fisik dan jumlah krat yang digunakan dalam setiap kali proses. Untuk retort vertikal perlu diperhatikan adanya centering guides dan plat-plat baffles.
·         Bahan yang digunakan untuk retort adalah bahan plat baja, dengan tebal minimal ¼ inch
·         Pintu retort terbuat dari plat baja atau besi cor yang dilengkapi dengan kunci sebagai pengaman.

Suplai uap dari jalur pipa uap utama menuju retort
Ukuran pipa, ukuran dan tipe katup, pengatur atau pengurang tekanan dan seluruh sambungan pipa, termasuk pipa-pipa uap by-pass.
·         Steam header, pipa yang cukup besar untuk mensuplai uap air ke semua retort yang beroperasi. Ketidakcukupan uap air ditunjukkan dengan tidak terpenuhinya persyaratan venting, perlu waktu lama untuk mencapai suhu proses dan fluktuasi suhu retort pada saat venting.
·         Steam inlet masuk kedalam retort melalui bagian atas atau bagian bawah retort, dilengkapi dengan klep control uap air (Globe Valve)

Kontrol uap
suhu atau tekanan yang berlangsung, elemen pengatur suhu, jenis dan lokasinya.
·         Steam controller berguna untuk menjaga suhu retort dan dapat dikombinasikan dengan thermo recording (Pada Lubeca)

Sistem udara untuk kontrol (bila digunakan)
 ukuran kompressor udara, kapasitas pengering udara, lokasi filter dan tipenya.

Perpipaan
Penyebar uap (steam spreader) – bentuk, ukuran, lokasi dan konfigurasi; jumlah, ukuran dan lokasi lubang-lubang di dalam pipa; ukuran sambungan T, atau sambungan pipa lainnya.
·         Pada retort horizontal harus dilengkapi dengan steam spreader yang terbentang sepanjang retort, memiliki lubang-lubang yang membentuk sudut pancaran 90°, dan memiliki jumlah lubang 1 ½ sampai 2 kali luas penampang steam inlet yang paling kecil dibagi luas penampang lubang.
Vents: lokasi dan ukuran pipa, juga tipe dan ukuran katup-katupnya.
·         Vent berfungsi untuk mengeluarkan udara dalam retort sebelum proses dimulai (venting time), dipasang bersebrangan dengan steam inlet dan dikontrol dengan Gate Valve, yang harus dibuka penuh selama waktu venting.
Lokasi dan ukuran pipa dan sambungan pipa pada manifold vent atau mani-fold headers.
Bleeders, mufflers – lokasi, jumlah, ukuran dan konstruksinya.
·         Lubang kecil pada retort yang digunakan untuk sirkulasi uap air, mengeluarkan sedikit uap air udara dari retort serta untuk mengamati aliran uap air.
·         Diameter lubang minimal 1/8 inch, terbuka bebas dan terus mengeluarkan uap air selama come up time dan process time
·         Retort horizontal perlu minimal 2 bleeder pada kedua ujung retort bagian atas dan bleeder tambahan yang diletakkan di tengah retort.
Drains (pipa keluaran air) – lokasi dan ukurannya.
Suplai air – lokasi dan ukuran pipa, ukuran dan tipe katup (bila digunakan).
·         Air yang digunakan untuk mendinginkan kaleng setelah proses sterilisasi dan dilengkapi dengan Globe Valve untuk mencegah kebocoran air kedalam retort selama proses.
Suplai udara – lokasi dan ukuran pipa, ukuran dan tipe katup (bila digu-nakan).
·         Suplai udara dari pompa angin diperlukan untuk menjaga tekanan selama cooling dan dilengkapi dengan Globe Valve pada pipa udara
Termometer MIG – lokasinya di dalam retort.
·         Pada satu retort dilengkapi oleh satu thermometer dengan suhu daoat terbaca sampai 0,5°C, dan skala suhunya tidak melebihi 4°C per 1 cm
·         Ujung thermometer air raksa harus dipasang masuk kedalam retort atau kedalam kantung baja yang terletak pada bagian luar retort, kemudian kantung baja tersebut dihubungkan kedalam retort melalui pipa berdiameter minimal ¾ inch dan dilengkapi dengan bleeder berdiameter 1/16 inch.
Pressure gauge – lokasinya di dalam retort.
·         Setiap retort dilengkapi dengan sebuah manometer berskala 2 psi dengan kisaran 0-30 psi, manometer dipasang pada steam loop atau pigtail untuk mengurangi shock dan vibrasi yang mungkin terjadi pada dinding retort.
Pipa-pipa atau perlengkapan tambahan seperti sistem pembuangan konden-sat, dan lain-lain.
Alat pencatat (recording device) : tipe dan deskripsi dari recorder atau recor-der/controller.
·         Thermo recording, grafik untuk pencatat suhu otomatis dengan akurasi pencatatan 0,5°C
·         Ukura skala grafik tidak lebih dari 12°C per 1 cm dan interval waktu pencatatan suhu tidak lebih dari 1 menit.

Still retorts are usually arranged either vertically (Figure 2.1) or horizontally (Figure 2.2). The
metal shell pressure vessel is fitted with a steam inlet (A), a water inlet (B), outlet ports for venting

Tahapan Kritis Dalam Pengoperasian Retort
VENTING
Sebelum siklus retort dimulai, terdapat udara dalam jumlah yang banyak dalam retort. Retort horizontal dengan muatan penuh kaleng masih terdapat sekitar 70 – 80% ruangan yang masih dipenuhi udara sebelum dimulainya proses venting. Sedangkan untuk retort vertikal bermuatan penuh, biasanya lebih dari 60% ruangan terisi oleh udara. Karena itu penting sekali membuang udara sebelum proses uap berlangsung, karena udara bukanlah penghantar panas yang baik (isolator) sehingga udara dapat menghambat proses penetrasi panas.
Alasan utama untuk membuang seluruh udara dari dalam retort adalah :
1.        efisiensi udara sebagai medium pemanas lebih rendah daripada uap, dan
2.        udara di sekitar kaleng akan bertindak sebagai isolator yang mencegah uap yang membawa panas melakukan kontak dengan kaleng sehingga dapat menghambat penetrasi panas.
Pada prinsipnya retort harus dioperasikan sedemikian rupa agar makanan kaleng dipanaskan pada suhu tertentu selama waktu tertentu di dalam retort dengan uap murni.
Pada kasus proses sterilisasi dengan retort bertekanan, media pemanas yang digunakan adalah uap jenuh. Perlu dipastikan bahwa seluruh bagian di dalam retort telah terisi dengan uap jenuh, dan tidak ada lagi udara yang terperangkap di dalam retort. Apabila retort masih memiliki kantong-kantong udara, efisiensi pemanasan akan sangat berkurang dan suhu yang terjadi di dalam setiap bagian retort tidak merata, yang pada akhirnya berakibat pada tidak terpenuhinya kecukupan panas yang dialami oleh bahan pangan selama proses sterilisasi
Venting dimulai dengan mengeluarkan dahulu air yang mungkin masih tersisa dalam retort dengan membuka valve drainage. Kemudian saluran venting (venting valve) dan bleeder dibuka dan uap panas (steam) dialirkan ke dalam retort. Sedangkan seluruh katup (valve) untuk air/udara harus tertutup. Venting berlangsung sampai suhu proses pada retort tercapai. Setelah venting selesai, saluran klep venting ditutup, sedangkan saluran uap panas tetap dalam keadaan terbuka.

Untuk memastikan bahwa udara keluar selama periode venting, pengesetan waktu dan suhu proses harus disesuaikan dengan scheduled process. Untuk retort yang menggunakan uap sebagai medium pemanas, tes distribusi suhu perlu dilakukan untuk menentukan jadwal venting yang baik. Proses pemanasan atau sterilisasi pada retort tidak boleh dimulai sebelum venting benar-benar selesai dan kemudian suhu proses dapat dicapai dan dipertahankan. Sebagai tanda bahwa proses venting telah selesai secara visual biasanya tidak ada lagi letupan-letupan udara yang terjadi pada vent dan uap keluar secara penuh dari vent.

Pencapaian Suhu Retort (Come Up Time /CUT)
Setelah proses venting suhu retort dinaikkan sampai mencapai suhu proses. Selama aliran uap panas terbuka dan saluran venting tertutup, maka retort akan meningkat suhunya. Rekorder suhu akan mulai naik sampai mencapai suhu proses. Peningkatan suhu ini dilakukan sampai mencapai suhu dan tekanan yang diinginkan. Waktu total sejak awal venting sampai tercapai suhu retort disebut dengan Come Up Time (CUT).
CUT adalah waktu yang diperlukan untuk menaikkan suhu retort sampai mencapai suhu proses yang dikehendaki. Dengan demikian CUT dihitung dari mulai saat pertama pipa uap dibuka sampai akhirnya retort mencapai suhu retort. Dari pengalaman empiris, diketahui bahwa hanya 40% dari CUT mempu-nyai efek letal yang signifikan bagi tercapainya sterilitas. CUT biasanya dimulai dari 0 hingga 0.5 – 0.6 menit tergantung pada penjadwalan proses pemanasan yang dirancang oleh seorang ahli pengolahan. Semakin cepat CUT maka suhu proses akan semakin tinggi dan waktu proses yang dibutuhkan untuk mencapai suhu tersebut akan semakin cepat sehingga dapat menghemat energi yang digunakan pada proses pemanasan tersebut.

Pemanasan pada Suhu dan Waktu Proses
Proses sterilisasi yang dilakukan terhadap bahan pangan di dalam retort harus dilakukan dalam suhu dan waktu proses yang mencukupi agar dapat diperoleh nilai sterilitas yang diinginkan untuk menjamin keamanan produk yang mengalami proses termal. Suhu dan waktu proses sterilisasi harus ditentukan secara cermat dan tepat dan harus dilakukan berdasarkan pada uji penetrasi panas dan penentuan kecukupan panas oleh pihak yang berkompeten (autho-rized institution or person). Kecukupan panas yang dimaksud adalah kecukupan panas yang menjamin tercapainya sterilitas komersial produk pangan. Nilai kecu-kupan panas diukur sebagai nilai Fo atau nilai ekivalensinya.
Selama proses berlangsung, suhu harus dipertahankan sedemikian rupa sesuai scheduled process yang ditetapkan. Hal ini perlu diperhatikan, karena bila suhu kurang dari standar, akan terjadi underprocess, sedangkan bila suhu lebih dari standar, akan terjadi overprocess. Untuk mempertahankan kondisi tersebut, maka aliran uap panas diatur. Bila suhu terlalu tinggi, maka uap panas dikurangi, sedangkan bila terlalu rendah aliran uap panas ditambah. Tekanan akan tetap stabil selama suhu proses tetap stabil.
Apabila terjadi proses dimana suhu menyimpang dari standar (misalnya terjadi drop), maka operator harus melakukan hal berikut. Bila drop terjadi sebelum proses berlangsung lebih dari 5 menit, maka waktu proses mulai diukur ketika mulai terjadi drop tersebut. Sedangkan bila terjadi setelah waktu tersebut, maka operator harus menambah waktu proses selama waktu dimana terjadi drop (misalnya, bila drop terjadi selama 2 menit, maka waktu proses ditambah selama 2 menit). Setelah proses sterilisasi selesai, maka aliran uap panas dihentikan dengan menutup klep aliran uap panas.

Pendinginan
Tahap pendinginan dilakukan setelah proses sterilisasi berakhir. Di dalam proses pendinginan bertekanan (pressure cooling) tekanan di dalam retort diper-tahankan selama pendinginan berlangsung sampai tekanan internal di dalam kaleng mencapai tingkat yang aman. Untuk industri besar, proses pendinginan biasanya dilakukan secara otomatis di dalam retort, yaitu sesaat setelah katup uap dimatikan maka segera dibuka katup air dingin. Untuk ukuran kaleng yang besar, maka tekanan udara dalam retort perlu dikendalikan sehingga tidak menyebabkan terjadinya kaleng-kaleng yang menggelembung dan rusak.
Tidak ada waktu tertentu untuk pendinginan tekanan karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti jenis produk, ukuran kaleng, suhu proses, suhu air, dan jumlah air yang digunakan. Sebagai contoh, kaleng yang berukuran diameter 401 atau yang lebih besar membutuhkan pendinginan bertekanan jika proses dilakukan pada suhu 240oF (116oC) atau lebih tinggi lagi. Dalam beberapa hal, jika suhu retort yang lebih rendah digunakan, ukuran kaleng yang lebih kecil mungkin saja diproses tanpa pendinginan bertekanan. Sebaliknya kaleng yang berukuran diameter lebih kecil dari 401 mungkin membutuhkan pendinginan bertekanan jika suhu proses yang digunakan lebih tinggi dari 250oF (121oC).
Pendinginan pasca sterilisasi dapat menyebabkan rekontaminasi dari air pendingin ke dalam produk. Untuk itu perlu dipastikan bahwa air pendingin yang digunakan memenuhi persyaratan mikrobiologis. Pendinginan dilakukan secepat-nya setelah proses sterilisasi selesai untuk mencegah pertumbuhan kembali bak-teri, terutama bakteri termofilik.
Perendaman kaleng dalam air pendingin lebih direkomendasikan daripada dengan sistem penyemprotan air pendingin. Pendinginan dimulai dengan mem-buka saluran air pendingin dan menutup keran-keran lainnya. Air pendingin dapat dialirkan melalui dua saluran, yaitu bagian bawah dan bagian atas retort. Pemasukan air mula-mula dilakukan secara perlahan-lahan agar tidak terjadi peningkatan tekanan secara drastis. Peningkatan tekanan secara drastis tersebut harus dicegah karena dapat menyebabkan kaleng menjadi penyok atau rusak pada bagian pinggirnya disebabkan kaleng tidak mampu menahan kenaikan te-kanan tersebut.
Air dialirkan dari bagian bawah dahulu agar secara bertahap dapat meng-kondensasikan sisa uap yang ada dan baru bagian atas dibuka. Pada saat retort telah penuh dengan air, aliran dapat lebih deras dialirkan. Selama proses pendi-nginan berlangsung, perlu dilakukan pengontrolan tekanan secara terus menerus untuk mencegah terjadinya koleps pada kaleng, yaitu terjadinya penyok pada kaleng disebabkan tekanan yang terlalu tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar